Bersaing dengan Orang Dalam, Alumni SMA Taruna Ini Disebut-sebut Calon Kuat Dirut Garuda

Pesawat Garuda Indonesia lepas landas di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. (Foto: Antara/Muhammad Iqbal/aa).
Dinilai gagal menyelamatkan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero/GIAA) Tbk dari kerugian, kursi Direktur Utama yang diduduki Irfan Setiaputra, rasa-rasanya sebentar lagi melayang.
Informasi berkembang, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada pertengahan bulan ini, akan ada perombakan. Bakal ada wajah baru di pucuk pimpinan GIAA. Siapa dia?
Mencuat nama Plt CEO Lion Air, Wamildan Tsani Panjaitan yang ramai disebut sebagai calon kuat Dirut Garuda, mengutip laporan Bloomberg, Kamis (7/11/2024).
Nama lain yang membayangi Wamildan adalah Chief Financial Officer Garuda, Prasetio. Dia dinilai layak sebagai Dirut Garuda.
Dari penelusuran jejak digital Inilah.com, Wamildan adalah alumni SMA Taruna Nusantara Magelang pada 1998. Dia sangat berprestasi di bidang penerbangan (pilot).
Lulus SMA Taruna Nusantara, di melanjutkan pendidikan ke Akademi Angkatan udara (AAU) dan lulus pada 2001. Namun baru pada 2003, Wamildan mendapat izin penerbangan. Tugas pertamanya menjadi pilot di Makassar. Kala itu, dia menerbangkan pesawat maritim Patrol Aircraft Boeing 737, selama 10 tahun.
Kemudian pindah tugas ke DI Yogyakarta, Wamildan menjadi pengajar sekolah penerbang hingga pensiun dini. Kemudian bergabung ke Lion Group, menjadi pilot Batik Air, sebelum menjadi Plt Dirut Lion Air seperti saat ini.
Sedangkan Prasetio yang alumni Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga dengan predikat cumlaude, bukanlah orang baru di BUMN.
Lulus kuliah, Prasetio sempat mengajar di PAAP dan STIESIA Surabaya. Babak berikutnya perjalanan karier Prasetio adalah di Bank Niaga sebagai vice president credit policy and administration group head.
Usai dari Bank Niaga, ia masuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) selama 2 tahun, 1999–2001. Kemudian lanjut ke Bank Danamon sebagai direktur.
Selanjutnya Prasetio ditunjuk sebagai Direktur Keuangan Merpati pada 2004-2005. kemudian pindah ke Telkom. Tiga tahun kemudian, Prasetio ditunjuk sebagai Direktur Compliance & Risk Management PT Telekomunikasi Indonesia atau Telkom, selama lima tahun hingga 2012.
Setelah itu, pria kelahiran Surabaya 23 November 1960 ini didapuk menjadi Direktur Utama Perum Peruri sampai 2017. Tiga tahun kemudian, dia dipercaya sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda.
Kini, garuda memerlukan pemimpin anyar untuk memperkuat bisnisnya yang boleh dibilang masih kocar-kacir. Maskapai penerbangan pelat merah ini, masih saja didera kerugian.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2024, emiten maskapai penerbangan pelat merah bersandi GIAA ini, mencatat kerugian bersih US$131,22 juta atau setara Rp2,06 triliun. Atau membengkak 81,29 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
Padahal, pendapatan GIAA tumbuh 15 persen menjadi US$2,56 miliar di kuartal III-2024 dibandingkan kuartal III-2023 sebesar US$2,23 miliar. Hal ini terjadi karena pendapatan penerbangan berjadwal naik sebesar 17 persen secara tahunan (year on year/yoy) mencapai US$2,01 miliar.