Beda Haji Isam dengan Elon Musk, Bangun Negeri tak Incar Posisi

Filsuf sekaligus sastrawan asal Jerman, Johann Wolfgang von Goethe pernah berkata, “untuk apa hidupku jika aku tidak berguna untuk orang lain.” Wejangan singkat sarat makna ini, nampaknya jadi pijakan bagi H Andi Syamsuddin Arsyad atau biasa disapa Haji Isam dalam menapaki kehidupan.
Tak terhitung berapa banyak manfaat yang ditebar pengusaha asal Kalimantan Selatan ini bagi sekitarnya. Berbagai proyek sosial seperti pembangunan fasilitas umum, masjid, dan sekolah, sudah jadi langganan.
Untuk urusan beramal, Haji Isam memang tidak hitung-hitungan. Pada 2023 saja, dia memberangkatkan sebanyak 800 orang pergi umrah. Dihitung-hitung, setiap tahunnya dia menggelontorkan Rp250 miliar untuk zakat dan sedekah.
Memang beliau pengusaha filantropis bukan oportunis seperti bos Tesla, Elon Musk, yang rela menggelontorkan 277 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp5,4 triliun, demi mendapatkan posisi. Ketika Donald Trump dilantik menjadi Presiden AS, Musk langsung duduk di kursi empuk sebagai pimpinan Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE).
Dalam menjalani hidup, Haji Isam selalu memegang prinsip ‘nothing to lose‘. Kekayaannya senantiasa disisihkan untuk membangun negeri, sebagai bentuk bakti seorang anak bangsa. Tercermin dari keseriusannya, menanggung kepercayaan Presiden Prabowo Subianto untuk menggarap proyek prestisius mencetak 1 juta hektare sawah di Merauke, Papua Selatan.
“Proyek cetak sawah ini merupakan tanggung jawab besar dari negara. Saya tidak memikirkan untung rugi, tetapi bagaimana proyek ini bisa berhasil dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Papua,” ungkap Haji Isam dalam suatu kesempatan.

Tidak hanya mendatangkan 2.000 ekskavator dari China, seluruh armada tongkang Haji Isam pun digerakkan untuk mendukung percepatan proyek yang pastinya akan menambah nilai tambah bagi warga Merauke itu. Dia turut mendatangkan tenaga-tenaga ahli terbaik dari China, Jepang, dan Eropa. Bahkan kapal pesiar miliknya J7 Explorer disulap menjadi ‘kapal induk’ proyek 1 juta hektare.
Hasilnya, bikin ‘haters‘ gigit jari. Momen bersejarah terjadi di Kampung Wanam, Papua Selatan, Jumat (16/5/2025), saat panen perdana padi di lahan cetak sawah demplot dilangsungkan. Wajah tak percaya namun bahagia terpancar dari 100 peserta, saksi hidup dari berbagai unsur masyarakat, TNI, hingga perwakilan swasta.
Tak heran jika Presiden Prabowo memberikan kepercayaan besar pada dirinya. Kepercayaan ini bukan sekadar klaim, tapi terbukti atas kehadiran Haji Isam di setiap momen penting. Terbaru, ketika kunjungan bos raksasa teknologi Microsoft, Bill Gates, di Istana, Rabu (7/5/2025). Haji Isam menjadi salah satu sosok pengusaha yang dikenalkan Presiden.
Memang sejak dilantik, Presiden Prabowo selalu melibatkan Haji Isam dan para pengusaha tanah air dalam sejumlah pertemuan penting. Keberadaan para pengusaha ini melengkapi ‘peluru’ Prabowo membangun negeri secara serius. Tapi di antara mereka, Haji Isam yang sering mendapat tempat istimewa.

Saat kunjungan miliarder Hedge Fund sekaligus investor asal Amerika Serikat Ray Dalio pada Maret lalu, Haji Isam juga posisi paling unggul sebab mendapat kehormatan duduk di sisi paling kanan dan paling dekat dengan Presiden, di antara jajaran konglomerat lain.
Demikian juga saat kunjungan delegasi Japan-Indonesia Association (JAPINDA) dan The Jakarta Japan Club (JJC), pada Desember 2024. Haji Isam menjadi salah satu pengusaha yang dikenalkan secara langsung dari mulut Presiden.
Kepercayaan dari seorang kepala negara juga pernah ia dapatkan di era pemerintahan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Tentunya bukan didasari bisnis, melainkan kontribusi besarnya mendukung penuh program pemerintah dengan membangun sejumlah pabrik pengolahan. Selain menambah devisa negara, Haji Isam juga berkontribusi besar terhadap perekonomian masyarakat lokal serta membuka jutaan lapangan kerja.
Misalnya, saat Jokowi meresmikan pabrik gula milik Haji Isam. Saat itu Jokowi terang-terangan mengapresiasi langkah pembangunan pabrik gula yang dioperasikan oleh PT Alam Gemilang. Presiden memuji karena Haji Isam berani membuka usaha di tempat yang terbilang terpencil.
Lalu saat pabrik biodieselnya yang dikelola PT Jhonlin Agro Raya (JAR) anak usaha Jhonlin Group diresmikan langsung oleh Jokowi pada Oktober 2021. Pabrik ini menelan investasi sebesar Rp2 triliun dan memiliki kapasitas 1.500 ton per hari. Kala itu, Jokowi mengapresiasi inisiatif PT Jhonlin Group.
Apa yang dilakukan Haji Isam telah mematahkan stigma jahat, yang menggeneralisasi dan melabelkan secara serampangan bahwa kolaborasi pengusaha dan penguasa hanya menghadirkan ekosistem oligarki.
Sebuah studi internasional bertajuk ‘Entrepreneurs Establishing Political Connection‘ (2016) menunjukkan bahwa keterlibatan pengusaha dalam program pemerintah tak melulu bicara untung-rugi, dalam beberapa kasus, mereka dapat memperjuangkan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Rasa-rasanya, sang peneliti Akouwerabou B. Denis, perlu mempertimbangkan untuk melibatkan Haji Isam dalam studi sejenis.