News

Badai PHK Besar-Besaran Hantam AS


Jumlah klaim tunjangan pengangguran di AS melonjak ke level tertinggi dalam delapan bulan terakhir. Hal ini mencerminkan meningkatnya jumlah pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Mengutip Associated Press, Sabtu (7/6/2025), data per 31 Mei 2025 menunjukkan bahwa klaim tunjangan pengangguran naik sebanyak 8.000 menjadi total 247 ribu pengajuan. Angka tersebut mendekati rekor tertinggi saat pandemi COVID-19 lalu yang mencapai 250 ribu pengajuan.

PHK massal terjadi di banyak sektor, menyusul berbagai perusahaan menurunkan ekspektasi penjualan dan laba mereka sepanjang 2025. Dalam hal ini tak sedikit perusahaan yang menjadikan aturan tarif Presiden Donald Trump sebagai alasan proyeksi penurunan laba tersebut.

Baca Juga:  Ojol Unjuk Rasa Hari Ini, Istana: Asal tak Ganggu Kepentingan Masyarakat

Sekalipun Trump telah menghentikan atau mengurangi banyak kebijakan tarifnya, kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global yang disebabkan oleh perang tarif dapat merusak pasar tenaga kerja AS yang selama ini kuat.

Misalnya saja, ada raksasa fast moving consumer goods (FMCG) terbesar di dunia, Procter & Gamble (P&G) yang secara resmi mengumumkan rencana mereka untuk memangkas 7.000 pekerjanya.

Kemudian, perusahaan lain yang telah mengumumkan pemutusan hubungan kerja massal terhadap banyak karyawannya tahun ini termasuk Workday, Dow, CNN, Starbucks, Southwest Airlines, Microsoft dan Meta selaku perusahaan induk Facebook.

Ditambah lagi, pemerintahan Trump saat ini juga tengah mengurangi jumlah pegawai pemerintah federal secara drastis sebagai upaya efisiensi anggaran pemerintah. Namun banyak dari pemotongan tersebut yang ditentang di pengadilan dan Kongres AS.

Baca Juga:  Prancis Dukung Uni Eropa Tinjau Perjanjian dengan Israel

Beruntung pemerintah AS melaporkan bahwa lowongan pekerjaan sempat meningkat secara tak terduga pada April. Meskipun data lain menunjukkan bahwa orang Amerika tetap kurang optimistis terhadap pasar tenaga kerja mereka saat ini.

“Jumlah total orang Amerika yang menerima tunjangan pengangguran per 24 Mei turun tipis sebesar 3.000 menjadi 1,9 juta,” tulis Associated Press dalam laporannya.

 

Back to top button