News

AS Pasang Kuda-kuda Hadapi Balasan Iran


Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan sedang bersiaga menghadapi balasan Iran usai dirinya memborbardir tiga fasilitas nuklir Iran di wilayah Natanz, Fordow, dan Isfahan pada Sabtu (21/6/2025) malam.

Laporan NBC menyebut, otoritas AS saat ini bersiaga terhadap kemungkinan serangan balasan Iran, terutama dalam kurun waktu 48 jam sejak serangan terhadap Iran berlangsung. Namun belum diketahui, apakah bentuk serangan balasan itu akan diluncurkan terhadap target domestik atau target asing.

Sementara, Departemen Pertahanan AS menolak memberikan tanggapan. Dia menyerahkan sepenuhnya ke Gedung Putih. “Kami merujuk Anda ke Gedung Putih,” kata seorang juru bicara Pentagon dilaporkan kantor berita RIA.

Sebelumnya, Menlu Iran Abbas Araghchi sudah mengutuk dan mewanti-wanti Paman Sam karena sudah mengusik kedaulatan negaranya. “Sesuai dengan Piagam PBB dan ketentuan-ketentuannya yang memungkinkan tanggapan yang sah untuk membela diri, Iran memiliki semua pilihan untuk mempertahankan kedaulatan, kepentingan, dan rakyatnya,” tulisnya di X, Minggu (22/6/2025).

Baca Juga:  Bertemu Megawati, Dasco Kembali Tegaskan tak Ada Pembahasan soal PDIP Gabung Kabinet

Dia mengatakan, AS sudah memantik api perang berbahaya melawan Iran dengan menyerang fasilitas nuklir. Negeri Paman Sam harus siap memikul tanggung jawab, konsekuensi dari tindakannya.

Ditegaskan bahwa, “dunia tidak boleh lupa bahwa Amerika Serikat-lah yang, di tengah-tengah proses diplomatik, mengkhianati diplomasi.”

Iran mendesak PBB dan berbagai badan terkait, termasuk pengawas nuklirnya, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), untuk segera menangani tindakan ilegal yang mencolok dan kriminal ini. Ia meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan sesi darurat guna mengutuk serangan tersebut.

Ditekankan pula, PBB jangan protes atas respons Iran nantinya. Sebab, hak sah Iran untuk sepenuhnya dan tegas melawan agresi militer AS dan kejahatan yang dilakukan oleh rezim jahat guna  membela keamanan dan kepentingan nasional Iran dengan segala cara yang diperlukan.

Baca Juga:  AS Umumkan Pencabutan Visa secara Agresif Menargetkan Mahasiswa China

“Peristiwa pagi ini sangat keterlaluan dan akan memiliki konsekuensi yang kekal. Setiap anggota PBB harus waspada terhadap perilaku yang sangat berbahaya, melanggar hukum dan kriminal ini,” kata dia.

Sementara, peneliti senior di Pusat Studi Strategis Timur Tengah di Teheran Abas Aslani menerangkan tiga skenario kemungkinan yang diambil Iran untuk membalas serangan AS. Aslani berkata, skenario pertama, serangan balasan dilakukan setimpal dengan kerusakan yang dialami Iran.

“Salah satunya adalah reaksi terbatas. Jangan lupa bahwa selain serangan terhadap fasilitas nuklir, ini adalah masuknya AS secara langsung ke dalam perang dengan Iran. Iran sebelumnya telah memperingatkan bahwa mereka akan menanggapi tindakan ini,” ucapnya, dikutip dari Al Jazeera.

Baca Juga:  Ini Respons Megawati saat Dibilang Kurusan oleh Prabowo

Skenario kedua adalah perang dengan skala penuh. Ada kemungkinan Iran akan mencoba melakukan serangan serius terhadap kepentingan AS dan juga kepentingan Israel.

“Hal ini dapat mencakup cakupan target yang luas, termasuk situs-situs nuklir Israel, dan sekutu-sekutu Iran dapat bergabung dalam perang ini,” kata Aslani.

Skenario terakhir adalah gabungan dari keduanya, yakni merujuk pada penutupan jalur Iran, khususnya di Selat Hormuz yang menjadi rute pengiriman minyak utama di dunia. “Selat Hormuz dapat ditutup untuk memblokir keseimbangan energi di wilayah tersebut,” tandas Aslani.

Back to top button