AS akan Kirim Ribuan Bom dan Rudal ke Israel, Pekerja Pelabuhan Maroko Siap Blokir

Amerika Serikat akan mengirimkan sejumlah besar amunisi udara ke Israel yang terdiri dari lebih dari 3.000 bom dan rudal. Sementara itu, serikat pekerja pelabuhan Maroko mengancam akan memblokir ‘pengiriman militer’ Maersk ke Israel.
Israel mengintensifkan serangannya terhadap Gaza dan bersiap untuk kemungkinan aksi militer terhadap Iran. Paket amunisi tersebut ditujukan untuk mendukung Angkatan Udara Israel dalam serangan skala besar yang saat ini sedang direncanakan terhadap daerah kantong tersebut.
Menurut media Israel, pengiriman tersebut merupakan bagian dari dukungan militer AS yang lebih luas yang ditujukan untuk “menyelesaikan” perang di Gaza dan mempersiapkan kemungkinan perluasan wilayah timur.
Persetujuan ini muncul meskipun ada kecaman internasional yang meningkat atas jumlah korban jiwa sangat besar akibat perang Israel di Gaza. Sejak perang dimulai, lebih dari 167.000 warga Palestina telah terbunuh atau terluka, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Lebih dari 11.000 orang masih hilang di bawah reruntuhan, sementara badan-badan PBB memperingatkan akan terjadinya kelaparan, pengungsian massal, dan kehancuran sistematis di seluruh wilayah kantong yang terkepung tersebut.
Sebagai tambahan terhadap pengiriman saat ini, Israel diperkirakan akan menerima lebih dari 10.000 amunisi udara lagi dalam beberapa bulan mendatang untuk mengisi kembali cadangannya, yang menipis akibat operasi militer berkelanjutan di berbagai medan selama lebih dari 18 bulan.
Pengiriman senjata baru ini merupakan bagian dari perjanjian senjata yang lebih besar antara Washington dan Tel Aviv. Pada Februari 2025, Kongres AS menyetujui Pentagon untuk menjual bom berpemandu presisi, rudal, dan peralatan terkait senilai $7,41 miliar kepada Israel. Kesepakatan senilai $8 miliar tersebut, yang awalnya disahkan pemerintahan Biden pada bulan Januari, dibekukan sementara sebelum dihidupkan kembali Presiden Donald Trump setelah ia kembali menjabat.
Minggu lalu, Senat AS dengan suara bulat menolak tawaran untuk memblokir penjualan senjata ke Israel atas krisis hak asasi manusia yang dihadapi warga Palestina di Gaza menyusul pemboman Israel dan penangguhan pengiriman bantuan kemanusiaan.
Perjanjian saat ini mencakup 3.000 rudal AGM-114 Hellfire, 2.166 bom berpemandu GBU-39, lebih dari 13.000 perangkat pemandu JDAM untuk bom udara berbagai ukuran, dan lebih dari 17.000 sekering FMU-152A/B.
Komponen-komponen ini akan dipasok kontraktor pertahanan utama Amerika seperti Lockheed Martin, Boeing, dan L3Harris, dengan pengiriman dimulai tahun ini dan berlanjut hingga 2028. Penjualan senjata AS ke Israel telah meroket sejak dimulainya perang di Gaza pada Oktober 2023.
Pekerja Pelabuhan Maroko Rencanakan Pemblokiran
Sementara itu, serikat pekerja pelabuhan yang kuat di Maroko telah menyerukan boikot terhadap kapal kargo Maersk yang diduga mengangkut peralatan militer AS ke Israel. Pengiriman senjata untuk Israel ini meningkatkan gelombang kemarahan publik di kerajaan Afrika Utara tersebut atas genosida Israel di Gaza.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis hari Senin (14/4/2025), Serikat Pekerja Pelabuhan di Maroko, yang berafiliasi dengan badan buruh paling berpengaruh di negara itu, Serikat Buruh Maroko (UMT), mendesak para pekerja di Pelabuhan Casablanca untuk menolak membongkar atau melayani Maersk Nexoe, sebuah kapal Denmark yang dijadwalkan berlabuh pada 18 April.
“Siapa pun yang memfasilitasi perjalanan kapal ini, tidak diragukan lagi, adalah kaki tangan langsung dalam perang genosida terhadap rakyat Palestina,” kata serikat itu dalam sebuah pernyataan. Serikat itu juga meminta pihak berwenang untuk melarang kapal itu berlabuh di Casablanca atau di Tangier Med, pelabuhan terbesar Maroko.
Kelompok agama juga bersumpah untuk menyabotase kapal yang dicurigai membawa atau memfasilitasi pengiriman kargo militer ke Israel. Awal minggu ini, sekelompok cendekiawan dan ulama, banyak di antaranya berafiliasi dengan gerakan Islam berpengaruh Al-Adl Wal Ihssan, mengeluarkan fatwa agama bersama melarang berlabuhnya kapal yang diduga membawa kargo militer ke Israel.
Mengizinkan kapal-kapal tersebut berlabuh di pelabuhan Maroko, menurut fatwa tersebut, sama saja dengan “beraliansi dengan musuh-musuh Umat Islam untuk melawan rakyatnya sendiri, salah satu bentuk pengkhianatan yang paling serius.”
Mengutip ayat-ayat Al-Quran dan ajaran nabi, para ulama mengutuk segala bentuk fasilitasi pemindahan militer karena dianggap tidak diperbolehkan secara moral dan agama.
Menurut laporan media Irlandia The Ditch dan Declassified UK Maersk Nexoe, diyakini akan memfasilitasi pengangkutan suku cadang untuk jet tempur F-35 ke Israel. Peralatan tersebut, yang awalnya dimuat di Houston menggunakan kapal Maersk Detroit berbendera AS, dikatakan sedang dalam perjalanan menuju pangkalan udara Nevatim di Israel selatan, salah satu pusat utama operasi Angkatan Udara Israel di Gaza.
Detroit diperkirakan akan berlabuh di Tangier pada 20 April, sebelum memindahkan muatannya ke Nexoe, yang kemudian akan melanjutkan perjalanan ke Haifa melalui Mediterania. Baik Maersk maupun pihak berwenang Maroko belum mengonfirmasi isi kargo tersebut.