Arkeolog UI Temukan Bukti Gunung Padang Dibangun Sebelum Piramida Mesir
Situs megalitikum Gunung Padang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, kembali menjadi perhatian setelah penelitian terbaru mengungkap usia lapisan budaya di dalamnya. Menurut Dr. Ali Akbar, arkeolog dari Universitas Indonesia (UI), terdapat lapisan budaya di Gunung Padang yang diperkirakan berasal dari 5.900 SM—lebih tua dari Piramida Mesir dan Ziggurat di Mesopotamia.
Penelitian yang melibatkan penggalian hingga kedalaman 4 meter menemukan bebatuan yang menunjukkan jejak budaya sangat kuno. “Lapisan budaya ini lebih tua dari Piramida Mesir yang dibangun sekitar 2.500 SM,” ungkap Ali pada Kamis (9/1/2025).
Berbeda dengan Piramida Mesir yang dibangun di atas tanah datar, struktur di Gunung Padang memanfaatkan bukit alami sebagai fondasi. Batu-batu besar dari luar area disusun sedemikian rupa, menciptakan punden berundak yang mirip piramida secara internasional.
Proses Pembangunan Bertahap
Menurut Ali, pembangunan di Gunung Padang tidak terjadi sekaligus. Penelitian menunjukkan perbedaan usia antara batuan yang ada di permukaan—berasal dari 500 SM—dan batuan yang terkubur lebih dalam, yang usianya jauh lebih tua. “Setidaknya ada dua fase pembangunan. Fase pertama terjadi sekitar 5.900 SM, dan fase kedua sekitar 500 SM,” jelasnya.
Keunikan Situs Gunung Padang
Gunung Padang dianggap istimewa karena bukan hanya struktur fisiknya yang unik, tetapi juga karena menyimpan jejak budaya yang lebih tua dari beberapa peradaban besar dunia. Struktur punden berundak ini menunjukkan perkembangan teknologi arsitektur yang maju pada masanya.
Riset Lanjutan Diperlukan
Meski temuan ini menggembirakan, masih diperlukan penelitian lanjutan untuk mengungkap lebih banyak fakta tentang Gunung Padang, termasuk fungsi asli situs tersebut. Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) pun berencana melanjutkan riset guna memastikan akurasi data dan potensi nilai sejarahnya.
Penemuan ini memperkuat posisi Gunung Padang sebagai salah satu situs arkeologi penting di dunia, yang berpotensi mengubah pemahaman kita tentang peradaban kuno.