Apa saja Senjata yang Digunakan AS untuk Menyerang Iran?

Militer Amerika Serikat (AS) menyerang tiga lokasi di Iran Minggu (22/6/2025) pagi, bergabung dengan perang Israel dalam langkah berisiko yang dapat memicu konflik regional menjadi jauh lebih luas. Dalam serangan itu, AS mengirimkan beberapa perlengkapan persenjataannya. Apa saja?
Keputusan untuk melibatkan AS secara langsung muncul setelah lebih dari seminggu serangan Israel terhadap Iran belum mampu memusnahkan pertahanan udara dan kemampuan rudal negara itu, sekaligus merusak fasilitas pengayaan nuklirnya.
Para pejabat AS dan Israel mengatakan bahwa hanya pesawat pengebom siluman dan bom penghancur bunker GBU-57 yang dapat menghancurkan fasilitas terkait dengan program nuklir Iran. Israel mengaku tidak memiliki senjata untuk menjangkau lokasi yang diduga menjadi tempat program pengayaan nuklir jauh di bawah tanah.
Sebelum serangan itu, Israel memberikan tekanan besar pada pemerintahan Donald Trump agar membantunya dalam perang melawan Iran. Ada beberapa senjata utama AS yang digunakan dalam serangan terhadap fasilitas nuklir Iran mengutip The New Arab (TNA).
GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP)
Pada Minggu pagi, Presiden Donald Trump mengklaim telah ‘menghancurkan’ lokasi pengayaan bahan bakar nuklir Fordo Iran, yang sebelumnya mengalami kerusakan terbatas akibat serangan Israel. Militer AS menggunakan jenis baru bom penghancur bunker dalam serangannya terhadap pabrik Fordo, yang dibangun jauh di dalam gunung dengan GBU-57 Massive Ordnance Penetration.
GBU-57 merupakan bom buatan AS seberat 30.000 pon (13.600 kg) yang dapat menghancurkan bunker. Bom ini menggunakan berat dan kekuatan kinetiknya untuk menembus tanah baru kemudian meledak. Serangan ke Iran adalah pertama kalinya bom ini digunakan dalam pertempuran.
Kemampuannya menembus bumi sebelum meledak membedakannya dari rudal lain dan melipatgandakan dampaknya secara eksponensial. Senjata ini dirancang untuk menembus kedalaman beton sekitar 18 meter atau tanah 61 meter sebelum meledak, membuatnya sangat cocok untuk menyerang target di bawah tanah.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada The New York Times bahwa total ada 8 GBU-57 digunakan dalam serangan tersebut terdiri dari enam dijatuhkan di Fordo dan dua di Natanz.
Pesawat Pembom Siluman B-2
Bunker penghancur GBU-57 dikirim lewat pesawat pengebom siluman B-2. Setiap pesawat jenis ini dapat membawa dua GBU-57. Muncul laporan pada hari Sabtu bahwa beberapa B-2 sedang menuju ke arah barat dari Pasifik ke Timur Tengah.
Kemampuan siluman B-2 memungkinkannya menghindari radar dan mengirimkan muatan berat jauh ke wilayah musuh. Menurut New York Times, B-2 dilaporkan juga terbang langsung dari AS ke Timur Tengah, dengan satu pesawat terbang selama 37 jam langsung dari Missouri.
Rudal Tomahawk
Kapal selam AS juga berpartisipasi dalam serangan di Iran, meluncurkan sekitar 30 rudal serangan darat Tomahawk. Tomahawk merupakan rudal jarak jauh yang dapat ditembakkan dari kapal laut. Angkatan Laut AS mengatakan rudal ini dapat melayang di atas area target dan merespons perubahan di darat. Kemampuan ini memberikan fleksibilitas bagi militer untuk menyerang target tetap dan mengumpulkan informasi.
Rudal ini pertama kali digunakan dalam Perang Teluk 1991 melawan Irak dan kemudian di Libya serta Suriah. Tidak jelas target mana yang menjadi sasaran rudal tersebut, tetapi dua lokasi nuklir Iran selain Fordo diserang yakni Isfahan dan Natanz.