News

Anwar Abbas: Jangan Percaya Gencatan Senjata, Amerika-Israel Sering Khianat


Gencatan senjata antara Iran dan Israel resmi diberlakukan pada Selasa (24/6/2025) pukul 04.00 GMT atau 11.00 WIB, setelah hampir dua pekan ketegangan militer yang melibatkan serangan udara, rudal, dan drone antar kedua negara.

Kesepakatan ini diumumkan lebih dulu oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang menyatakan bahwa gencatan akan diberlakukan secara bertahap: dimulai oleh Iran, kemudian diikuti Israel 12 jam berikutnya. Penghentian total permusuhan dijadwalkan diumumkan pada jam ke-24 sejak inisiasi pertama.

Qatar disebut-sebut sebagai mediator kunci dalam perundingan yang berlangsung tertutup antara kedua pihak.

Namun, di tengah kabar positif tersebut, pengamat sosial ekonomi dan keagamaan Anwar Abbas menyuarakan peringatan keras. Ia meminta publik tidak terlena dengan kabar damai yang datang dari Washington dan Tel Aviv.

“Kita sambut gembira gencatan senjata ini, tetapi Iran harus tetap waspada. Ini bisa saja hanya tipu muslihat Amerika dan Israel yang sedang kerepotan menghadapi drone dan rudal Iran,” kata Anwar Abbas dalam pernyataan tertulisnya kepada inilah.com, Rabu (25/6).

Ia menilai, sejarah membuktikan bahwa Amerika dan Israel kerap menjadikan gencatan senjata sebagai waktu untuk konsolidasi militer, bukan niat damai sejati.

“Mereka berkali-kali menawarkan gencatan, tapi juga berkali-kali melanggarnya. Ini hanya jeda untuk memperkuat diri, lalu kembali menyerang saat merasa siap,” ujarnya.

Anwar Abbas juga menyarankan Iran untuk tidak lengah dan justru memperkuat persenjataan selama masa gencatan. Ia menginginkan agar bila Israel kembali melanggar kesepakatan, Iran sudah dalam posisi siap menyerang balik secara masif.

“Iran harus bisa menghujani Israel dengan rudal dan drone agar mereka sadar atas kesalahan terhadap rakyat Palestina dan nilai-nilai kemanusiaan,” tegasnya.

Korban dan Kerusakan Terbaru

Menjelang dimulainya gencatan, militer Israel mengonfirmasi bahwa Iran meluncurkan enam gelombang serangan rudal yang menghantam sejumlah wilayah. Total 11 rudal dilaporkan ditembakkan langsung dari wilayah Iran ke kota-kota besar seperti Beersheba, Tel Aviv, dan Haifa.

Baca Juga:  Usai OPM Bunuh Satu Prajurit, TNI Tutup Seluruh Akses di Wilayah Jayawijaya

Layanan medis darurat Israel melaporkan enam orang tewas dan 15 lainnya luka-luka, sebagian dalam kondisi kritis, akibat rudal yang menghantam permukiman di Beersheba.

Media Iran menyatakan bahwa “tembakan salvo terakhir” sebelum gencatan adalah bentuk peringatan bahwa Iran tetap memiliki kapasitas untuk membalas jika diserang kembali.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan melarang para menteri memberi komentar publik terkait gencatan senjata. Sikap tertutup ini menimbulkan spekulasi bahwa Tel Aviv belum sepenuhnya yakin akan kelanggengan kesepakatan tersebut.

Back to top button