Angkatan Laut AS Luncurkan Dua Kapal Induk di Perairan China Selatan dan Filipina

USS Nimitz bergabung dengan USS George Washington dan USS America dalam unjuk kekuatan angkatan laut yang langka di Laut China Selatan dan Laut Filipina. Kapal induk USS Nimitz telah meninggalkan Pangkalan Angkatan Laut Kitsap di Bremerton, Washington, pada 21 Maret 2025 lalu.
Sebagai Kelompok Serang Kapal Induk Terkemuka 11 (CSG 11), menurut laporan situs Army Recognition, Nimitz diposisikan di pusat formasi angkatan laut yang kuat dirancang untuk operasi maritim berkelanjutan.Â
Kelompok penyerang tersebut mencakup Carrier Air Wing 17, Destroyer Squadron 9, dan beberapa kapal perusak berpeluru kendali. Bersama-sama, unit-unit ini membentuk pasukan tangguh yang mampu melakukan pertempuran terkoordinasi, pengawasan, dan misi dukungan di seluruh hamparan samudra yang luas.
Situs web berita tersebut menyoroti, penempatan akhir ini mencerminkan relevansi berkelanjutan kapal induk kelas Nimitz dalam strategi angkatan laut AS, bahkan saat Angkatan Laut beralih ke platform yang lebih baru.
Kehadiran Strategis di Laut China Selatan
Pengembalian USS Nimitz ke Laut China Selatan merupakan bagian dari manuver strategis yang lebih luas di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut. Masih menurut Army Recognition, pengerahan tersebut merupakan respons terhadap meningkatnya militerisasi maritim dan perluasan klaim teritorial China, yang menggarisbawahi komitmen Angkatan Laut AS terhadap kebebasan navigasi dan stabilitas regional.
Secara bersamaan, USS George Washington (CVN 73) beroperasi di perairan terdekat di lepas pantai Asia Timur Laut. Kehadiran dua kapal induk secara bersamaan menandakan unjuk kekuatan yang diperhitungkan di salah satu wilayah maritim paling diperebutkan di dunia.
Pengerahan USS Nimitz dan USS George Washington secara bersamaan merupakan contoh langka dan signifikan dari operasi kapal induk ganda di Pasifik Barat. Masih menurut laporan tersebut, operasi semacam itu meningkatkan interoperabilitas dengan negara mitra dan menunjukkan sinergi operasional.
Melengkapi pengerahan ini adalah USS America (LHA 6), yang saat ini berada di Laut Filipina. Meskipun diklasifikasikan sebagai kapal serbu amfibi, Amerika membawa kekuatan udara yang signifikan, termasuk pesawat tempur siluman F-35B dan MV-22 Osprey. Aset-aset ini menyediakan kemampuan serangan vertikal dan dukungan udara sayap tetap, yang selanjutnya mendiversifikasi opsi strategis Angkatan Laut di Indo-Pasifik.
Army Recognition mengemukakan bahwa integrasi ketiga kapal ini menciptakan postur pertahanan yang dinamis dan berlapis. Konfigurasi ini juga meningkatkan fleksibilitas dan kesiapan Angkatan Laut AS untuk menanggapi kemungkinan darurat regional atau ancaman yang muncul.
Â