Ototekno

Ancaman Digital Meningkat, Solusi Keamanan Siber Multi-Lapis Kian Mendesak


Keamanan data telah menjadi imperatif bagi kelangsungan operasional bisnis di era digital. Merespons kebutuhan fundamental ini, Telkom Solution mempertegas komitmennya dengan menghadirkan layanan cybersecurity yang diklaim komprehensif dan end-to-end, dirancang untuk melindungi seluruh lapisan sistem teknologi informasi (TI) perusahaan, mulai dari infrastruktur jaringan hingga aspek manusia (human layer).

OVP Enterprise Marketing & Regional Management Telkom, Reni Yustiani, menjelaskan bahwa layanan Cyber Security ini hadir sebagai solusi keamanan digital menyeluruh yang membentengi operasional bisnis dari spektrum ancaman siber yang terus berkembang. 

“Melalui kolaborasi dengan mitra teknologi global, Telkom Solution memastikan sistem keamanan multi-layered yang siap menjaga data dan informasi pelanggan secara maksimal,” ujar Reni di ajang Digiland 2025 yang digelar di Istora Senayan, Jakarta.

Pendekatan Menyeluruh: Melampaui Sekadar Jaringan

Radian Muhammad, Guardian Cyber Security Telkom Solution, menambahkan bahwa solusi keamanan siber yang ditawarkan Telkom Solution bersifat saling melengkapi, tidak hanya terbatas pada lapisan jaringan (network layer), tetapi juga merambah hingga ke lapisan manusia (human layer). Ini mencakup mitigasi serangan DDoS, deteksi dan respons endpoint, hingga perlindungan privasi data pada lapisan aplikasi (application layer).

Baca Juga:  Moeldoko Umumkan Transaksi PEVS 2025 Tembus Rp912 Miliar, Naik 2 Kali Lipat

“Pendekatan keamanan siber yang Telkom Solution hadirkan tidak hanya fokus pada satu lapisan, seperti jaringan atau aplikasi, melainkan mencakup seluruh rantai infrastruktur TI,” jelas Radian. Ia menyoroti bahwa implementasi keamanan siber di banyak entitas seringkali hanya terbatas pada beberapa lapisan saja, misalnya hanya di jaringan. “Sebaliknya, solusi dari Telkom Solution saling melengkapi, tidak hanya di network namun juga di human layer,” imbuhnya.

Untuk memperluas cakupan solusinya, Telkom Solution mengintegrasikan kekuatan anak-anak usahanya. Digiserve, misalnya, menghadirkan Cyber Threat Intelligence, sebuah layanan intelijen siber yang mampu menilai postur keamanan dari perspektif eksternal, mendeteksi kerentanan sistem IT dari luar sebelum dieksploitasi oleh pihak tak bertanggung jawab.

Sementara itu, TelkomSigma menawarkan dua solusi kunci. Pertama, Prisma Access Browser dari Palo Alto yang memfasilitasi pengaturan akses pengguna sesuai dengan kebijakan keamanan perusahaan. Kedua, Web Application and API Protection (WAAP) dari F5, yang dirancang khusus untuk melindungi sistem berbasis API, relevan dengan tren integrasi sistem terbuka dalam era ekonomi API saat ini.

Baca Juga:  Computex 2025 Siap Pamerkan SSD Gen5, Tawarkan Kecepatan Hingga 14.500 MB/s

Menurut Radian, pengamanan di seluruh lapisan inilah yang menjadi pembeda utama solusi cybersecurity Telkom dibandingkan pemain lain. Solusi dari perusahaan plat merah ini, disebutnya, dapat dimanfaatkan oleh seluruh pihak dalam menghadapi tantangan serangan siber yang marak terjadi belakangan ini.

Mitigasi Peretasan dan Kesiapan Sektor Rentan

Meski ancaman siber kian meningkat, Radian menyoroti bahwa tingkat adopsi solusi keamanan di Indonesia masih terbilang rendah dan belum menyentuh seluruh lapisan sistem. Kebanyakan entitas hanya mengamankan jaringan atau aplikasi di cloud, namun kerap melupakan sisi pengguna—sebuah celah yang sering dimanfaatkan oleh peretas.

“Serangan bisa masuk lewat laptop atau handphone pengguna. Dari situ, script berbahaya bisa berjalan dan membuat sistem cloud overload, padahal aktivitas transaksionalnya tidak nyata,” papar Radian. Ia menekankan bahwa solusi Telkom Solution dirancang untuk memitigasi risiko ini dari hulu ke hilir, termasuk melindungi sisi manusia dengan Prisma Access Browser.

Baca Juga:  Gandeng Startup AI, Google Diduga Langgar UU Antimonopoli di AS

Sektor perbankan, layanan publik, serta startup dan perusahaan cloud diidentifikasi sebagai yang paling rentan dan krusial dalam implementasi keamanan siber, mengingat ketergantungan tinggi pada sistem digital yang nyaris tidak boleh mengalami downtime.

Ke depan, Telkom Solution berencana mengimplementasikan strategi Defense in Depth, sebuah pendekatan keamanan berlapis yang menyentuh seluruh aspek: fisik, digital, hingga pengguna. Strategi ini tidak hanya melibatkan langkah-langkah preventif yang ketat, tetapi juga akan mengutamakan analisis data dan pemantauan secara real-time untuk mendeteksi potensi ancaman sebelum menjadi masalah yang lebih besar.

Strategi ini akan diperkuat dengan kolaborasi teknologi Artificial Intelligence (AI), khususnya pada lapisan fisik, menggunakan video analytics untuk analisis visual otomatis dan intrusion detection system yang mampu mengenali perilaku mencurigakan dengan cepat. “AI bisa membantu memantau area sensitif seperti data center melalui video analytics. Kalau ada pergerakan mencurigakan, sistem bisa langsung mendeteksi secara otomatis,” pungkas Radian.

Back to top button