Ada Perang Tarif AS, Bocoran Surplus Neraca Dagang Mei Bikin Mendag Budi Semringah


Ketika banyak negara mengalami resesi ekonomi yang berdampak kepada ekspor dan impor, Indonesia justru stabil. Bahkan, surplus di neraca perdagangan Mei 2025, semakin moncer. Nilainya menembus rekor terbesar dalam dua tahun terakhir.

Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso terlihat semringah lantaran itu tadi. Setelah surplus perdagangan sempat anjlok pada April 2025, sebulan kemudian menjadi yang terbesar dalam dua tahun terakhir.

“Kemarin Menteri Keuangan juga menyampaikan bulan Mei ini naik. Bulan Mei ini surplus terbesar dalam dua tahun terakhir,” ucap Mendag Budi usai menghadiri acara Penandatanganan Kerja Sama Indonesia dan Australia soal Sertifikat Halal Global di Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Kamis (26/6/2025).

Soal angkanya berapa, Mendag Budi belum bisa mengungkapkan, karena harus menunggu pengumuman resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Juli nanti.

Hanya dijelaskan bahwa pada April 2025, terjadi penurunan ekspor karena adanya libur panjang dan isu tarif resiprokal dari Amerika Serikat (AS). “Kedua kejadian tersebut, menyebabkan tertundanya ekspor ke luar negeri,” ungkapnya.

Penundaan ekspor tersebut dilatarbelakangi oleh negara-negara yang mengimpor produk Indonesia menunggu kepastian ihwal tarif Amerika Serikat. Dari ekspor yang tertunda itu, lantas dilaksanakan pada Mei 2025.

“Kalau Januari-April kan kita naik 6,65 persen. Yang Mei, kalau tidak salah awal Juli nanti dari BPS akan menampilkan,” kata Mendag Budi.

Pernyataan tersebut merespons turunnya surplus perdagangan Indonesia pada April 2025. Berdasarkan data BPS, nilai surplus neraca perdagangan Indonesia pada April berada di angka 158,8 juta dolar AS.

Angka tersebut lebih rendah apabila dibandingkan dengan surplus neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2025, yakni 4,3 miliar dolar AS.

Adapun penyebab dari berkurangnya surplus neraca perdagangan adalah ekspor Indonesia yang mengalami penurunan.

Pada April 2025, nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar 20,743,8 juta dolar AS, turun 10,77 persen apabila dibandingkan Maret 2025, namun naik 5,76 persen dibanding April 2024.

Sementara itu, nilai impor Indonesia April 2025 mencapai 20,59 miliar dolar AS, naik 21,84 persen dibandingkan April 2024, dan mengalami peningkatan sebesar 8,8 persen apabila dibandingkan dengan Maret 2025.

“April itu sempat turun (surplus perdagangannya) dibanding Maret, karena awal April itu masih libur panjang, ekspornya tertunda. Dan, ramainya tarif Trump (Presiden AS Donald Trump),” pungkas Mendag Budi.

 

Exit mobile version