Ada 356 Ribu Kasus, Kemenkes Masih Pede RI Bebas AIDS-IMS 2030


Kementerian kesehatan (Kemenkes) mengaku berhasil mendeteksi sebanyak 356.638 orang dengan HIV (ODHIV) dari total estimasi 564.000 ODHIV hidup yang harus ditemukan pada 2025.

Direktur Penyakit Menular Kemenkes Ina Agustina Isturini mengatakan dari 356 ribu ODHIV tersebut sekitar 67 persen atau 239.819 orang sedang dalam pengobatan dan sekitar 55 persen atau 132.575 virusnya tersupresi.

“Ini mulai dari penemuan kasusnya juga kita masih menjadi tantangan dan tidak jarang ada yang menghilang saat di-follow up, menyebabkan ODHIV hidup dan tahu statusnya itu jadi tidak belum ditemukan 95 persen,” kata Ina, Jumat (20/6/2025).

Ina menegaskan Indonesia berkomitmen untuk memenuhi target global yang selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

“Indonesia berkomitmen mengakhiri epidemi AIDS dan infeksi menular seksual pada tahun 2030. Jadi targetnya, 95 persen ODHIV hidup mengetahui status. Kalau dia kena HIV, yang penting dia tahu dulu. Karena kalau tidak tahu, dia bisa menularkan, tidak minum obat, dan menyebarkan virus ke mana-mana,” jelas Ina.

Kemenkes menargetkan pencapaian 95-95-95 di tahun 2030, yakni 95 persen ODHIV mengetahui statusnya, 95 persen dari mereka menjalani pengobatan, dan 95 persen di antaranya berhasil menekan virus hingga tidak menular.

“Lalu kami juga ada target 3 zero. Tidak ada infeksi baru, tidak ada kematian akibat AIDS, dan tidak ada stigma dan diskriminasi,” kata dia.

“Untuk target eliminasi infeksi minor seksual pada tahun 2030 adalah satu, menurunkan insiden sifilis hingga 90 persen, kemudian sama gonore juga 90%, dan eliminasi konginital sifilis hingga kurang dari 50 kasus per 100 ribu kelahiran hidup,” ujarnya melanjutkan.

Sebelumnya Ina juga mengutarakan, berdasarkan data Kemenkes, dari total ODHIV yang ditemukan, sebanyak 37 persen berasal dari populasi kunci seperti lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL), wanita pekerja sosial (WPS), pengguna narkoba suntik (penasun), serta transgender.

Sementara itu, 36,7 persen berasal dari populasi umum seperti penderita tuberkulosis, IMS, hepatitis, ibu hamil, dan warga binaan. Sisanya, 10,8 persen adalah populasi khusus seperti calon pengantin, dan 15,3 persen berasal dari populasi rentan seperti pelanggan pekerja seks, pasangan populasi kunci, serta anak dari ibu dengan HIV/AIDS. 

Exit mobile version