Ototekno

8 Tahun Vakum, Motorola Kembali ke Indonesia dengan Teknologi Lokal


Setelah absen selama delapan tahun, perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, Motorola, akhirnya menjejakkan kaki kembali di pasar Indonesia dengan merilis ponsel pintar anyar mereka, Moto G45 5G, Selasa (19/2). Namun, di tengah ramainya persaingan dan banjir merek ponsel China, langkah ini justru menimbulkan pertanyaan: apakah Motorola mampu bersaing dan benar-benar serius menggarap pasar lokal?

“Motorola comeback to Indonesia dengan spirit local for local jadi kita produksi semuanya dari lokal, untuk masyarakat lokal, dan membawa perubahan untuk local community kita. Kita akan bawa smartphone pertama kita yaitu dari G series, Moto G45,” klaim Country Head Motorola Indonesia, Bagus Prasetyo, dikutip dari Antara Selasa (18/2).

Janji Produksi Lokal, Benarkah?

Dengan mengusung slogan “local for local”, pihak Motorola mengklaim bahwa proses produksi Moto G45 5G—mulai dari perakitan hingga pengemasan—sepenuhnya dilakukan di Indonesia.

“Dimulai dari PCB, masuk ke dalam boks, hingga pemasaran, semua dibuat di Indonesia dan kami berpartner dengan mitra strategis kami PT Sat Nusapersada,” tutur Bagus.

Mereka juga sesumbar bahwa Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) ponsel ini konon melampaui batas minimal 35 persen yang ditetapkan Kementerian Perindustrian. Walau begitu, hingga kini belum ada rincian angka pasti, sehingga masih menimbulkan sedikit keraguan di pasar soal seberapa besar komponen lokal sebenarnya.

Baca Juga:  Meta Rilis Aplikasi Edits, Saingi CapCut dengan Fitur AI dan Bebas Watermark

Desain Premium, Tapi Cukup Spesial?

Moto G45 5G disebut mengusung desain premium berkat balutan vegan leather yang diklaim memberikan kesan mewah, dengan bodi tebal 8 milimeter dan bobot 183 gram. Ponsel ini juga dibekali sertifikasi tahan air IP52, yang tergolong standar minimal ketahanan cipratan air. Meski terbilang cukup menarik, fitur-fitur serupa saat ini juga sudah banyak ditawarkan merek kompetitor dengan harga bersaing.

Di sektor dapur pacu, Motorola menyematkan chipset Snapdragon 6s Gen3 yang diklaim “tercepat di kelasnya”, namun publik mungkin perlu menunggu ulasan lebih mendalam apakah klaim ini terbukti. Ponsel berkapasitas penyimpanan 256GB dan RAM 8GB ini juga dibanderol Rp2.599.000, rentang harga yang padat persaingan dengan berbagai brand lain.

Baca Juga:  Cuma 7,79mm! Ponsel Terbaru Vivo Ini Dibekali Sertifikasi Militer dan Anti Air

Klaim Fitur Canggih, tapi Apakah Cukup Memukau?

Moto G45 5G memiliki layar punch-hole 6,5 inci dengan bezel tipis, refresh rate 120Hz, dan pelindung Gorilla Glass 3. Kamera utama 50MP Quad Pixel dikatakan sanggup mengabadikan gambar jernih dalam berbagai kondisi pencahayaan. Ada pula kamera depan 16MP serta lensa macro 2MP. Fitur-fitur ini, meski terdengar lengkap, bukan lagi hal baru di industri.

Baterai 5000mAh mendukung pengisian cepat 20 watt dengan adaptor bawaan. Sementara itu, fitur Moto Gestures diklaim memudahkan pengguna mengakses kamera dan menyalakan senter. Fitur Smart Connect juga digadang-gadang mempermudah aktivitas berbagi konten lintas perangkat, mulai dari laptop hingga TV.

Motorola turut menjanjikan pembaruan sistem operasi Android 15 untuk Moto G45 5G “dalam waktu dekat”, kendati belum ada kepastian jadwalnya.

Baca Juga:  Trafik Broadband Telkomsel Naik 15,7 Persen saat Libur Lebaran

Penantian Panjang, Ekspektasi Tinggi

Kehadiran Motorola setelah delapan tahun vakum tentu memicu ekspektasi. Namun, sejumlah pihak mempertanyakan, di tengah dominasi merek lain yang telah menjamur di pasar ponsel tanah air, apakah Motorola mampu membuktikan diri? Slogan “local for local” terdengar ambisius, tapi tanpa terobosan berarti dan transparansi lebih lanjut soal TKDN, bukan tak mungkin langkah kebangkitan ini malah berujung antiklimaks.

Time will tell, apakah Moto G45 5G benar-benar memuaskan ekspektasi konsumen Indonesia, atau sekadar menjadi gimik comeback yang cepat meredup.

Back to top button