Lima Tempat Wisata Sejarah Makassar Untuk Liburan Akhir Pekan

INILAHSULSEL.COM – Akhir pekan biasanya menjadi waktu yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga. Namun, jika bosan di rumah saja, beberapa tempat wisata sejarah Makassar ini bisa menjadi pilihan.

Sulawesi Selatan terkenal kaya akan sederet destinasi wisata yang bisa memanjakan mata. Tak hanya alamnya saja, Sulawesi Selatan, khususnya Makassar, memiliki jejak sejarah yang menarik untuk dipelajari.

Sebagai salah satu pusat perdagangan maritim sejak abad ke-16, Kota Makassar menyimpan kekayaan sejarah yang tak ternilai. Jejak-jejak masa lampau ini masih dapat dilihat oleh para wisatawan yang ingin mengenal lebih jauh sejarah Makassar.

Berikut adalah lima tempat wisata sejarah di Makassar yang cocok untuk dikunjungi bersama keluarga di akhir pekan:

Benteng Fort Rotterdam

Salah satu destinasi wisata sejarah yang tak boleh dilewatkan di kota ini adalah Benteng Fort Rotterdam. Benteng yang dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-10, Karaeng Tunipalangga Ulaweng, dulunya dikenal sebagai Benteng Ujung Pandang.

Konon, bangunan ini menyerupai bentuk seekor penyu, melambangkan kejayaan Kerajaan Gowa di darat maupun di laut. Meski mengalami kehancuran selama Perang Makassar pada tahun 1655-1669, benteng ini kemudian dibangun kembali oleh Belanda dengan gaya arsitektur mereka.

Benteng yang menjadi saksi bisu sejarah peperangan ini juga pernah menjadi tempat penahanan Pangeran Diponegoro serta tawanan perang Jepang selama Perang Dunia II. Kemudian, dari tahun 1945-1949, benteng ini kembali dikuasai oleh Belanda saat agresi militer.

Barulah pada tahun 1970, pemerintah melakukan pemugaran dan menjadikannya destinasi wisata. Kini, Benteng Fort Rotterdam telah dipugar dan menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Kota Makassar.

Bangunan Benteng Rotterdam ini terletak di Jalan Ujung Pandang, Kelurahan Bulo Gading, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar. Pengunjung dapat mengunjungi tempat ini mulai dari pukul 09.00-18.00 WITA.

Makam Pangeran Diponegoro

Selain Fort Rotterdam, kota ini juga memiliki Makam Pangeran Diponegoro, tokoh pahlawan nasional yang diasingkan di Makassar selama 25 tahun.

Terletak di Jalan Diponegoro, kompleks makam ini menjadi tempat yang memikat untuk menelusuri perjalanan sejarah sang pangeran. Kompleks makan ini terdiri dari pintu gerbang, pendopo, mushala, dan 66 akam.

Pangeran Diponegoro dimakamkan bersebelahan dengan istrinya, RA Ratu Ratna Ningsih. Selain itu, ada pula makam enam anaknya, 30 orang cucu, 19 cicit, dan sembilan pengikutnya.

Jejak Pangeran Diponegoro di Makassar bermula ketika ia memimpin perlawanan terhadap Belanda pada tahun 1825. Perang ini dikenal sebagai Perang Jawa. Sayang, ia berhasil ditangkap di Magelang oleh Jenderal de Kock.

Pangeran Diponegoro pun diasingkan ke Manado dan dipindahkan tiga tahun kemudian ke Makassar dan berada di sana hingga 12 Juni 1830. Sang Pangeran meninggal dunia pada 8 Januari 1855.

Bagi wisatawan yang ingin mengunjunginya, Makam Pangerangan Diponegoro berada di berlokasi di Jalan Diponegoro, Kecamatan Wajo, Kota Makassar.

Museum Kota Makassar

Museum menjadi pilihan yang tepat untuk mempelajari sejarah kota Makassar. Museum ini berlokasi di Jalan Balai Kota No.11 A, Kelurahan Baru, Kecamatan Ujung Pandang, Makassar, Sulawesi Selatan.

Bangunan bernama asli Gedung Balai Kota ini mulanya merupakan kantor walikota dan dewan kota. Di tahun 1950-an, gedung ini juga pernah menjadi kantor pemerintah kota Makassar.

Museum ini memiliki sejumlah koleksi, seperti naskah kuno, foto peristiwa dan bangunan bersejarah, bahkan bola meriam.

Museum Kota Makassar buka dari hari Selasa sampai Jumat dari pukul 08.00 sampai 16.00 WITA dan di hari Minggu pukul 09.00 sampai 15.00 WITA.

Gedung MULO Makassar

Gedung Meer Uitgebreid lager Onderwijs (MULO) adalah sekolah dasar lanjutan bagi orang-orang pribumi di era Belanda. Gedung yang didirikan pada tahun 1927 ini masih berdiri kokoh hingga kini.

Gedung dengan ciri khas gedung-gedung Eropa ini berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman No.23, Mangkura, Kecamatan Ujung Pandang.

Kini, gedung MULO difungsikan sebagai Kantor Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulsel tanpa merubah bentuk bangunannya sama sekali.

Kompleks Makam Para Raja Tallo

Makam bersejarah ini terletak di Jalan Sultan Abdullah Raya, Kabupaten Tallo. Di tempat ini, disemayamkan 21 raja-raja Kerajaan Tallo. Kerajaan ini merupakan pecahan dari Kerajaan Gowa dan merupakan salah satu kerajaan paling berpengaruh di Makassar pada awal abad ke-7.

Makam ini dipugarkan oleh Ditjen Kebudayaan pada tahun 1974-1975 dan 1981-1982. Ini dilakukan untuk menjadikan kompleks makan ini sebagai situs budaya dan wisata dengan fisik mendekati bentuk asli.

Di tempat ini, pengunjung bisa mempelajari sejarah para Raja Tallo dan Kerajaan Tallo itu sendiri.

Itulah lima tempat rekomendasi tempat wisata sejarah Makassar yang bisa dikunjungi. Jadi, tertarik untuk mendatanginya?

Exit mobile version