5 Dampak Bullying bagi Korban, Isolasi Diri hingga Coba Bunuh Diri

SAH (8), siswi kelas dua Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, mengalami trauma berat lantaran di-bully kakak kelasnya hingga mata kanannya kehilangan penglihatan.
Mata korban ditusuk dengan tusuk bakso oleh kakak kelasnya di area sekolah lantaran tidak memberikan uang saat dipalak.
Peristiwa mengenaskan itu terjadi 7 Agustus lalu. Orang tua korban telah melaporkan kasus ini ke kepolisian. Sayangnya rekaman CCTV saat kejadian hilang, karena kapasitas memori DVR CCTV hanya mampu merekam aktivitas di sekolah selama 12 hari terakhir.
Polisi telah mengirimkan bukti DVR CCTV ke Labfor Polda Jatim untuk mengungkap pelaku penusukan ke mata korban.
Sementara korban SAH tidak sekolah selama 42 hari lantaran mengalami ketakutan.
Rasa ketakutan yang dialami SAH merupakan salah satu dampak bulliying. Mengutip dari berbagai sumber, bullying menyebabkan gangguan kesehatan mental pada anak atau remaja. Ketika anak di-bully korban cenderung merasa stres atau depresi.Â
Berikut beberapa dampak bullying pada anak yang perlu diwaspadai:
1. Kehilangan kepercayaan diri

Salah satu efek pertama yang dirasakan pada anak-anak dan remaja jika mereka di-bully adalah hilangnya kepercayaan diri. Mereka mulai merasa dirinya tidak sebaik orang yang menindas mereka, dan merasa tidak pantas untuk mencoba aktivitas tertentu.
Hilangnya kepercayaan diri ini dapat memengaruhi aspek kehidupan lainnya, seperti ragu untuk memulai hal baru atau takut untuk berkenalan dengan teman baru. Â
2. Meningkatnya self-criticism
Self-criticism atau kritik diri merupakan perilaku ketika anak mulai mengkritik atau berpikiran negatif tentang dirinya sendiri. Anak yang mengalami bullying sering kali bersikap keras pada diri mereka.Â
Mereka mungkin sering mendengar pernyataan negatif dari pem-bully sehingga mereka mulai menganggap bahwa pernyataan itu benar. Mereka akan merasa buruk tentang sesuatu yang tidak mungkin berubah. Contohnya, seperti kondisi fisik misalnya warna kulit, tinggi badan, atau berat badan. Â
3. Mulai mengisolasi diri

Anak-anak yang menjadi korban bullying sering merasa sangat buruk terhadap diri mereka, sehingga mereka mencoba mengasingkan diri dari lingkungannya. Mereka mencoba untuk menghindari interaksi dengan teman sebaya, teman sekelas, atau anggota keluarga.Â
Mereka juga cenderung menutup diri saat di rumah dan mencoba menghindari masuk sekolah, tempat perundungan terjadi. Jika anak terus mengisolasi diri dan menghindari interaksi sosial, maka sulit bagi anak untuk membangun hubungan pertemanan di masa depan.
4. Kesehatan mental yang buruk
Dampak negatif utama dari bullying adalah menurunnya kesehatan mental. Gangguan mental yang bisa ditimbulkan dari bullying adalah gangguan kecemasan (anxiety), depresi, kesulitan untuk tidur, dan bahkan perilaku menyakiti diri sendiri (self-harm).Â
Walaupun gangguan ini kemungkinan memudar seiring berjalannya waktu, tapi bukan berarti anak akan melupakan perundungan yang pernah terjadi pada dirinya.
Menurut penelitian, anak-anak yang mengalami bullying berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan mental saat mereka tumbuh dewasa.
5. Pikiran untuk bunuh diri
Fenomena bullying dan tindakan percobaan bunuh diri memiliki kaitan yang erat. Bukan tanpa alasan, pasalnya banyak korban yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena tidak kuat mendapatkan perundungan terus-menerus.Â
Kondisi ini disebabkan karena korban bullying sudah tidak sanggup merasakan tekanan emosional, dan sudah merasa putus asa akibat perundungan.
Selain itu, kurangnya dukungan dari keluarga, bantuan dari pihak sekolah, hingga tidak adanya bantuan psikologis, juga bisa memicu tindakan bunuh diri pada korban bullying.
Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.