10 Kabupaten di Sulsel Jadi Tempat Monitoring dan Evaluasi Kasus Stunting
Angka Stunting di Sulsel Masih 27,2 Persen, di Atas Rata-rata Nasional

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Sulawesi Selatan, Shodiqin mengatakan, terdapat 10 kabupaten/kota yang menjadi sasaran pelaksanaan monitoring dan evaluasi (monev) stunting di Sulsel. Angka stunting di wilayah Sulsel sebesar 27,2 persen atau masih di atas rata rata nasional sebesar 21,6 persen.
“Pelaksanaan monev stunting ini terbagi dalam 3 kategori yaitu angka stunting tinggi, sedang dan rendah,” kata Shodiqin di sela Rakor Monitoring Evaluasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Kabupaten Pangkep, Rabu (27/9/2023).
Kesepuluh kabupaten/kota itu, diantaranya Kabupaten Pangkep, Maros, Enrekang, Jeneponto, dan Kepulauan Selayar.
Berkaitan dengan hal tersebut, dia berharap setiap bulan ada laporan dari tiap TPPS terkait kondisi saat ini, upaya apa yang telah dilakukan untuk penurunan stunting tersebut dan nantinya akan kita sampaikan ke pusat.
Shodiqin menyebutkan data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Kabupaten Pangkep masih cukup tinggi yaitu 34,2 persen tahun 2022 naik 1,1 persen dari tahun 2021 yaitu 33,1 persen.
.
Shodiqin menambahkan, stunting menjadi program prioritas Penjabat Gubernur Sulsel yang selaras dengan program nasional, sehingga perlu mendapat perhatian khusus oleh seluruh pihak.
Dia optimistis angka stunting di Kabupaten Pangkep dapat turun pada tahun 2023 dengan adanya inovasi-inovasi yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
“Kami optimis Kabupaten Pangkep pada SKI tahun ini terjadi penurunan stunting mengingat sudah banyak inovasi yang dilakukan di daerah ini, seperti inovasi LARAS HATI (Layanan Terpadu Atasi Stunting dengan Hati)” terang Shodiqin.
Dalam kesempatan itu, Shodiqin mengharapkan agar anggaran dana alokasi khusus bidang KB yang diserahkan ke Kabupaten Pangkep dapat di optimalkan untuk mendukung penggerakan masyarakat dalam program KB dan penanganan stunting.