Sulsel

Sinrilik, Tradisi Masyarakat Makassar Jaga Memori Nenek Moyang

INILAHSULSEL – Masyarakat Makassar punya tradisi unik untuk menjaga memori kolektif. Tradisi itu disebut dengan Sinrilik.

Sinrilik adalah cerita atau narasi yang disampaikan melalui lantunan irama atau dilagukan. Bentuk narasinya mirip dengan puisi atau syair dengan penggunaan kata-kata yang harmonis.

Pertunjukan Sinrilik biasanya melibatkan minimal dua orang, yaitu pelantun, yang disebut passinrilik, dan pendengar. Namun, dalam acara yang lebih ramai, biasanya diperlukan seorang komentator yang memberikan penjelasan tentang cerita tersebut, terutama jika penonton tidak memahami bahasa daerah setempat.

Passinlirik harus bisa menghafal dan memahami narasi yang disampaikannya. Selain itu, mereka juga harus mampu melakukan improvisasi yang baik untuk menarik perhatian pendengar.

Tradisi masyarakat Makassar ini telah ada sejak era Raja Gowa ke-10. Bahkan, beberapa naskahnya sudah dibukukan, seperti Sinrilik I Makdik Daeng Ri Makka dan Sinrilik Kappala’ Tallumbatua.

Ada dua jenis utama Sinrilik, yakni Sinlirik Pakesok-kesok dan Sinrilik Bosi Timurung. Sinrilik Pakesok-kesok adalah jenis Sinrilik yang dilagukan dengan iringan alat musik gesek kesok-kesok.

Kisah-kisah yang disampaikan dalam jenis Sinrilik ini biasanya berisi tentang perjuangan, patriotisme, kebudayaan, keagamaan, dan kisah-kisah yang membangkitkan semangat.

Bunyi alat musik kesok-kesok yang dibawakan pun harus selaras dengan cerita yang dibawakan untuk menciptakan suatu harmoni.

Sementara itu, Sinrilik Bosi Timurung, yang dalam bahasa Makassar berarti “hujan turun”, adalah jenis Sinrilik yang disampaikan dalam suasana sepi.

Jenis Sinrilik ini tidak diiringi musik, hanya narasi pendek yang mengungkapkan perasaan sedih, rindu, cinta, atau kecewa.

Sinrilik Bosi Timurung juga dapat berfungsi sebagai nasihat bagi pendengarnya. Dalam tradisi masyarakat Makassar, Sinrilik Bosi Timurung sering ditemukan dalam acara Ammaca Kitta’.

Kedua jenis Sinrilik ini memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Makassar. Bukan hanya menjadi penghibur, tradisi masyarakat Makassar ini menjadi upaya masyarakat menjaga memori kolektif sekaligus menanamkan nilai budaya, moral, dan patriotisme kepada generasi muda.

Sinrilik tidak hanya menjadi kearifan lokal masyarakat Makassar, tetapi juga telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional Indonesia sejak tahun 2013.

Back to top button